Di Era Industrialisasi Arsitek tidak lagi menjadi sang pencipta yang mandiri tetapi sekadar perangkai produk-produk yang sudah ada. Dunia kehidupan kita kini banyak disuguhi kabar konflik dan kejahatan dalam banyak cara, Saatnya kita kedepankan kedamaian dan kasih sayang . Arsitektur publik sudah saatnya dibangun melalui proses sayembara agar dihasilkan karya yang kredibel . Teknologi Informasi dan komunikasi sudah sangat berkembang. Saatnya membangun inovasi kreatif untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Jangan terkecoh oleh media sosial yang mengajak pada perpecahan. Selalu sampaikan salam damai dan kasih sayang
Tampilkan postingan dengan label KEKUASAAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KEKUASAAN. Tampilkan semua postingan

Jumat, 04 Desember 2015

Benteng Keraton: Sisa Kemasyhuran Kesultanan Buton

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam perkembangan arsitektur tradisi dan kekuasaan yang menyertainya. Salah satunya adalah Kesultanan Buton di Bau Bau Sulawesi Tenggara. 
Sekitar 45 menit perjalanan darat dari Bandara Bau Bau kita akan sampai ke Benteng Keraton Buton.
Benteng ini merupakan bekas ibukota Kesultanan Buton dengan  bentuk arsitektur yang cukup unik, terbuat dari batu kapur/gunung. Benteng berbentuk lingkaran ini dengan panjang keliling 2.740 meter. Benteng Keraton Buton mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book Record yang dikeluarkan bulan september 2006 sebagai benteng terluas di dunia dengan luas sekitar 23,375 hektare.

Minggu, 03 Agustus 2014

Mengunjungi Masjid Jamik Sumenep Madura

Masjid Jamik dilihat dari arah Alun-alun Kota
Masjid Jamik Sumenep dibangun pada masa pemerintahan Adipati Pangeran Natakusuma I alias Panembahan Somala (1762-1811 M) yang memiliki nama asli Aria Asirudin Natakusuma. Masjid dibangun karena masjid sebelumnya terlalu kecil dan tidak mampu menampung lagi jumlah jemaah yang makin meningkat sejalan perkembangan Islam di Madura. Masjid sebelumya dikenal dengan nama Masjid Laju yang dibangun oleh Pangeran Anggadipa (Adipati Sumenep, 1626-1644 M). 

Senin, 21 Juli 2014

Tembok Besar China (The Great Wall) salah satu diantara 7 Keajaiban Dunia

The Great Wall atau Tembok Besar Cina adalah tempat wisata yang menjadi ikon utama negara tirai bambu ini. Great Wall dapat dicapai dari sekurangnya delapan tempat berbeda, tapi hanya dua akses yang sangat terkenal dikalangan wisatawan. Yang pertama adalah Badaling, Tembok besar di Badaling merupakan bagian tembok besar pertama yang dibuka untuk umum dan paling banyak di kunjungi oleh wisatawan. Badaling mudah dicapai termasuk dengan bus umum yang mulai beroperasi sejak pagi subuh sampai malam, langsung ke lokasi tanpa perlu pindah kendaraan. Setelah turun dari bus, pengunjung hanya butuh jalan sekitar 10 menit melewati jalan beraspal yang mulus dan dihiasi bunga-bunga indah di kiri kanan jalan. Langsung ketemu pintu gerbang sekaligus tempat penjualan tiket masuk. 

Komplek Makam Shah i Zinda di Samarkand Uzbekistan

The Shah-i-Zinda Ensemble termasuk makam dan bangunan ritual lainnya yang termasuk 5 makam paling megah di dunia sejak abad 9-14 dan ke-19. Terletak di atas bukit Necropolis di Kota Samarkand, kota kedua terbesar setelah ibukota Uzbekistan Tashkent.
Nama Shah-i-Zinda (yang berarti "Living King/Raja hidup") terkait dengan legenda Kusam ibn Abbas, sepupu Nabi Muhammad yang dikuburkan di situ. Konon beliau datang ke Samarkand selama invasi Arab abad ke 7 untuk mensyiarkan Islam. Menurut legenda beliau dipenggal karena imannya. Tapi beliau mengambil kepalanya dan pergi ke sumur dalam (Taman Surga), di mana beliau masih hidup hingga sekarang.
Kompleks Shah-i-Zinda dibangun  lebih dari sembilan tahun (dari abad 11 sampai abad 19) dan sekarang sudah meliputi lebih dari dua puluh bangunan

Minggu, 20 Juli 2014

Karakteristik Arsitektur Candi di Indonesia


Karakter arsitektur Candi di Indonesia memiliki beberapa ciri berdasarkan lokasi, struktur dan ornamennya. Arsitektur candi Hindu Budha di Indonesia dapat di temui di Pulau Sumatera Jawa dan Bali. Pembangunan candi dibuat berdasarkan beberapa ketentuan yang terdapat dalam suatu kitab Vastusastra atau Silpasastra yang dikerjakan oleh silpin yaitu seniman yang membuat candi (arsitek zaman dahulu). Salah satu bagian dari kitab Vastusastra adalah Manasara yang berasal dari India Selatan, yang tidak hanya berisi pedoman-pedoman membuat kuil beserta seluruh komponennya saja, melainkan juga arsitektur profan, bentuk kota, desa, benteng, penempatan kuil-kuil di kompleks kota dan desa.

Perkembangan Arsitektur Hindu Budha di Indonesia

Perkembangan Agama Hindu dan Budha yang telah mempengaruhi sistem pemerintahan, kepercayaan, sosial dan budaya masyarakat juga tampak pada arsitekturnya. Hal yang paling dominan adalah munculnya arsitektur Candi sebagai bentuk pengaruh yang tak terpisahkan. Candi di Indonesia dapat ditelusuri dari Sumatera, Jawa dan Bali. Arsitektur Candi pada dasarnya adalah bangunan yang digunakan untuk tujuan peribadatan dan pemakaman para raja.

Kerajaan Hindu Budha di Indonesia

Salah satu pengaruh India yang berkembang di Indonesia adalah munculnya kerajaan. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Ada kerajaan yang berada pedalaman dengan mengandalkan bidang agraris, ada pula yang terletak di pesisir pantai dengan mengandalkan kegiatan bahari.

1.  Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai berkembang pada abad V masehi. Sumber mengenai kerajaan ini berupa prasasti yang berbentuk tujuh buah yupa yang menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta. Raja terbesar kerajaan kutai adalah Mulawarman. Mulawarman adalah putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga. Keluarga Kudungga pernah melakukan Vratyastoma, yaitu uapacara pencucian diri untuk masuk agama Hindu. Aswawarman disebut dalam yupa sebagai dewa Ansuman atau dewa matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta, atau pendiri keluarga raja.
Raja Mulawarman pernah mengadakan kurban 20.000 ekor lembu untuk para brahmana di tanah suci Waprakeswara. Waprakeswara adalah tempat suci untuk memuja dewa Syiwa (di Jawa disebut Baprakeswara). Para ahli menyimpulkan bahwa agama yang dianut Mulawarman adalah Hindu Syiwa.

Senin, 03 Oktober 2011

Polisi Tidur


Polisi tidur?. Pasti semua tahu. Sebuah gundukan yang dipasang melintang di tengah jalan. Sengaja dibuat untuk mengatur laju berkendara agar aman dari kecelakaan.
Siapa yang memulai gagasan ini? Entahlah. Yang pasti ini satu gagasan otoriter dan arogan. Pemecahan masalah dengan cara memaksa akibat kekecewaan pada kata-kata dan simbol-simbol komunikasi yang tak digubris lagi karena sudah kehilangan maknanya. Dan, mengapa dinamai polisi tidur? satu “istilah” yang jelas disengaja bernada penghinaan untuk korps polisi. Setiap saat, sebuah image institusi dilindas dengan penuh sumpah dan serapah. Kasihan…. Mungkin ini juga bahasa lain dari bentuk kekecewaan terhadap ketidakmampuan korps kepolisian dalam pengaturan lalu lintas berkendara.