Seorang arsitek ketika merancang pasti selalu dihadapkan pada banyak pilihan yang selalu membingungkan. karena memang banyak cara dan pendekaran yang bisa dilakukan. Juga banyak pihak yang harus diakomodasi. Terutama pada pikiran pengguna yang seringkali justru para arsitek tidak utamakan.
Merancang pada dasarnya adalah memutuskan sesuatu dari bebagai pilihan yang mungkin. Caranya melalui proses analitik atau mengurai sesuatu dalam banyak komponen. Semua selalu memiliki nilai kebenarannya sendiri. Dalam setiap pencarian ada banyak elemen yang harus dipertimbangkan.
Proses analitis tidak saja pemilik projek yang harus kita rujuk pendapatnya. Tapi termasuk diri perancang seringkali menjadi pertimbangan dan sekaligus kendala bagi dirinya sendiri. Tidak sadar bahwa yang arsitek lakukan dalam proses merancang adalah berdebat dengan dirinya sendiri. atau yang kita kenal sebagai bentuk autokritik. Ada suara keharusan dan larangan yang seolah berbisik mempengaruhi arah keputusan arsitek.
Dan anehnya arsitek sendiri kadang tidak mengerti mengapa memlih rancangan yang seperti yang arsitek lakukan dan mengapa pendekatan itu yang arsitek ambil.
Berikut contoh bagaimana proses peancangan alternatif yang dilakukan. Semua memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Namun setelah penyajian alternatif dan diskusi dilakukan, ternyata semua alternatif itu sekedar pemberi kepuasan bahwa pemilik yang akhirnya menentukan yang manakah pilihan desain yang sesuai sekalipun sesungguhnya pemilikpun tidak tahu alasan atas pilihannya.
Alternatif 1
ALternatif 2
Akhirnya manakah yang terpilih? Tahukah anda?
Gambaran dalam bentuk animasi silahkan klik di gambar ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar