Di Era Industrialisasi Arsitek tidak lagi menjadi sang pencipta yang mandiri tetapi sekadar perangkai produk-produk yang sudah ada. Dunia kehidupan kita kini banyak disuguhi kabar konflik dan kejahatan dalam banyak cara, Saatnya kita kedepankan kedamaian dan kasih sayang . Arsitektur publik sudah saatnya dibangun melalui proses sayembara agar dihasilkan karya yang kredibel . Teknologi Informasi dan komunikasi sudah sangat berkembang. Saatnya membangun inovasi kreatif untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Jangan terkecoh oleh media sosial yang mengajak pada perpecahan. Selalu sampaikan salam damai dan kasih sayang

Jumat, 18 Juli 2014

Kampung 99 Pepohonan


Kemana anda wisata? satu lagi wisata unik di Depok Jawa Barat. Kalau sebelumnya Depok terkenal karena adanya  Masjid Kubah Emas. Kini muncul lagi kawasan wisata yang alami. Sebuah kampung mandiri yang dihuni oleh satu keluarga besar Edi Jamaludin. Letaknya persis di depan gerbang Kubah emas. Namanya Kampung 99 Pepohonan. Atau ada juga yang menyebutnya Kampung Rusa. Alamat tepatnya di Jl. KH. Muhasan II, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok 16515 (seberang Mesjid Kubah Mas Dian Al Mahri), Telp : 02193490586, 021 999 55610, 021 9945 3886.
Kalau dari arah Cinere persis di depan gerbang Kubah emas masuk sekitar 1 km. Jalan sempit cukup satu mobil. Setalah jalan menurun belok kanan ada jembatan lalu ke kiri. Di situlah Kampung 99.
Kesan pertama suasananya sejuk. Pepohonan rindang dengan berbagai jenis. Di kejauhan juga terdapat lapangan luas dan sawah yang membentang.

Kampung ini pada awalnya hanyalah kampung biasa yang dihuni oleh keluarga besar Bapak Edy Jamaludin. Dengan putera-puteranya beliau mendirikan rumah-rumah yang dihuni secara bersama. Semua aktivitas hidup pun  dilakukan secara bersama-sama. Mereka bergotong-royong mengelola segala sesuatu secara produktif. Dengan tanah yang cukup luas di kampung ini terdapat berbagai kegiatan yang saling mendukung. Kehidupan dibangun dari apa yang dihasilkan dari tanah yang mereka tempati. Untuk memenuhi beras mereka tanam padi sendiri, sayur mayur juga ada di ladang sendiri, kebutuhan lauk pauk ikan bawal, gurami, mujair, ayam, kambing, rusa dibudidayakan disini. Dari sapi dan kambing diperoleh susu yang diperah setiap hari. Ada beberapa diantaranya yang diolah menjadi yougart. Buah melimpah. Daun sayur tinggal dipetik. Dari daun cincau juga diolah jadi minuman.

Kampung keluarga ini sungguh sangat mandiri. Bebas dari ketergantungan. Di sini juga di bangun usaha pembuatan roti keluarga. Belakangan karena makin banyaknya tamu yang ingin melihat bagaimana suasana kampung mandiri yang bisa menghidupi keluarganya tanpa tergantung pada yang lain dibangunlah retoran. Area wisata pendukung pun mulai di bangun. Ada flying fox, wisata naik perahu dan berbagai area permainan untuk anak-anak. Hampir tiap hari banyak pengunjung yang datang. Pada hari sabtu dan minggu hampir selalu ramai oleh anak sekolah yang mengadakan kegiatan di ruang terbuka dengan berkemah, bermain, beraktivitas dalam pengolaan pertanian sepeerti membajak, membuat pupuk, memelihara ikan air tawar, memerah susu sapi atau kambing dan mengelola yogart. Sungguh sebuah kegiatan keseharian yang kini jarang kita kenali. Satu kehidupan yang inspiratif.
Untuk itu tidak ada salahnya di coba. Ajak seluruh keluarga. Kenalkan pada lingkungan yang alami. Mari kita sadari bahwa bumi kita Indonesia memiliki potensi yang berlimpah. Mari kita jangan hanya bangga bernyanyi bahwa  tanah kita tanah sorga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Mari kita syukuri dengan melakukannya untuk kegiatan yang produktif...

Tidak ada komentar: