Di Era Industrialisasi Arsitek tidak lagi menjadi sang pencipta yang mandiri tetapi sekadar perangkai produk-produk yang sudah ada. Dunia kehidupan kita kini banyak disuguhi kabar konflik dan kejahatan dalam banyak cara, Saatnya kita kedepankan kedamaian dan kasih sayang . Arsitektur publik sudah saatnya dibangun melalui proses sayembara agar dihasilkan karya yang kredibel . Teknologi Informasi dan komunikasi sudah sangat berkembang. Saatnya membangun inovasi kreatif untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Jangan terkecoh oleh media sosial yang mengajak pada perpecahan. Selalu sampaikan salam damai dan kasih sayang

Minggu, 20 Juli 2014

Perkembangan Agama Hindu dan Budha di Indonesia


1. Sejarah dan Berkembangnya Agama Hindu-Buddha

Agama Hindu di sebarkan oleh Bangsa Arya (Bangsa Pendatang) setelah masuk melalui celah Carber yang memisahkan daratan Eropa dan Asia. Bangsa Arya merasa  nyaman tinggal karena India adalah daerah yang subur.  Bangsa Arya mengalahkan Bangsa asli India (Dravida). Cara Bangsa Arya mengeksistensikan bangsanya di India dengan cara membuat Kasta, yaitu pelapisan masyarakat. Perbedaan Bangsa Arya dengan Bangsa Dravida itu sendiri terdapat pada bagian fisiknya, yaitu Bangsa Arya berkulit putih sedangkan Bangsa Dravida berkulit hitam. 
Pusat kebudayaan Hindu adalah di Mohenjo Daro (Lakarna) dan Harapa (Punjat) yang tumbuh sekitar 1.500 SM. Agama Hindu dalam pelaksanaan ritual ibadah (penyampaian doa kepada dewa) harus di lakukan oleh Kaum Brahmana saja. Sehingga kaum-kaum di bawahnya merasa kesulitan ketika kaum Brahmana meminta qurban (pembayaran yang berlebih) kepada kaum-kaum di bawahnya yang meminta tolong untuk disampaikan doanya kepada dewa-dewa mereka.
Sehingga banyak masyarakat yang berpindah agama menjadi agama Budha.

2.  Perkembangan Agama Buddha di Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara
Agama Buddha mengalami perkembangan pesat di India pada masa pemerintahan Raja Ashoka Vardhana (273-232 SM) dan agama Buddha dijadikan agama negara.
Di Asia Tengah, agama Buddha mengalami perkembangan pesat, masuk ke Cina pada tahun 65 M melalui para rahib yang tinggal di Biara sepanjang jalur Jalan Sutra. Di Tibet pemimpin Buddha disebut Lama. Agama Buddha masuk ke Kerajaan Cina masa Dinasti Han. Aliran Budddha Mahayana banyak dianut rakyat Cina.
Sekitar tahun 108 M Kerajaan Cina menaklukan Korea (Kerajaan Paikche). Hal ini mengakibatkan agama Buddha masuk ke Korea. Dari koreaa agama Buddha berkembang ke Jepang pada tahun 538 M. Raja Paikche mengirimkan bingkisan berupa arca Buddha dan naskah-naskah ajaran Buddha kepada tenno di Yamato.
Masuknya Buddha di kawasan Asia Tenggara melalui jalur perdagangan laut. Negara-negara Asia Tenggara yang mendapat pengaruh Buddha, antara lain sebagai berikut.
Thailand           : di Kerajaan Sukothai dan Ayuthia
Myanmar         : berkembang masa pemerintahan Raja Anawasta (1044-1077 M)
Laos                   : berkembang pada masa Kerajaan Lan Xang
Kamboja          : masa Raja Jayamarwan VII tahun 1211-1219 M
Nusantara       : berkembang pesat di Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-9.
Penyebaran agama Buddha dilakukan oleh sebuah misi yang dikenal dengan Dharmaduta. Para ahli memperkirakan pada abad II Masehi agama Buddha masuk ke Indonesia. Pendaapat mereka diperkuat dengan adanya penemuan arca Buddha yang terbuat dari perunggu di Sempaga (Sulawaesi Selatan), jember (Jawa Timur), dan Bukit Siguntang (Sumatera Selatan). Dilihat dari ciri-cirinya, arca tersebt berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad II-V Masehi. Selain itu, ditemukan juga arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai(Kalimantan Timur).
Agama Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh para biksu. Para biksu meyebarkan agama Buddha di Indonesia, diantaranya berasal dari Kashmir yang bernama Gunawarman (420 M). Pada masa-masa berikutnya pengaruh budaya dan agama buddha ibawa oleh orang-orang Indonesia sendiri yang belajar di perguruan tinggi Nalanda, India. Agama Buddha yang tersiar di Indonesia terutama dari aliran Mahayana. Ajaran agama Buddha bersumber dari kitab suci “Tripitaka”.

3. Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia

Proses masuk dan berkembangnya pengaruh India di Indonesia disebut penghinduan atau Hinduisasi. Dari hubungan perdagangan, muncul beberapa teori mengenai proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia. Teori-teori tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Teori Sudra
Para tokoh yang setuju teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta sudra. Alasannya karenaa mereka dianggap sebagai orang-orang buangan dan hanya hidup sebagai budak sehingga mereka datang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengubah kehidupannya. Pendukung teori ini adalah Von Van Faber.

b. Teori Waisya
Kasta waisya terdiri atas para pedagang. Menurut teori ini, para pedagang dari India berlayar hingga ke Indonesia. Melaui interksi dengan masyarakat setempat, mereka pun berhasil memperkenalkan agama hindu. Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah Dr. N.J. Krom. Ia berpendapat bahwa agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang di Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.

c. Teori Kesatria
Teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke indonesia terjadi karena adanya kekacauan politik di India. Golongan kesatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia dan menyebarkan agama Hindu. Prof. Dr. Ir. J. L. Moens berpendapat bahwa yang membawa agma Hindu ke Indonesia adalah kaum kesatria atau golongan prajurit. Hal ini di latar belakangi adanya kekacauan politik dan peperangan di india pada abad IV-V masehi. Para prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia,bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.

d. Teori Brahmana
Kedatanagan kaum brahmana ke Indonesia di duga untuk memenuhi undungan kepala suku yang tertaik dengan agama Hindu. Tokoh yang mengemukakan pendapat tersebut adalah J.C. Van Leur. Ia perpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia di bawah oleh kaum brahmana karena hanya kaum brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan kaum brahmana tersebut di duga karena undangan para pengusa lokal di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
Ketiga teori tersebut sebetulnya juga memiliki kelemahan. Golongan kesatria dan waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta. Oleh karena itu, kecil kemungkinan bagi mereka untuk menyebarkan agama Hindu yang berintikan bahasa Sanskerta. Kita ketahui bahwa bahasa sanskerta adalah bahasa sastra tertinggi yang di pakai dalam kitab suci Weda. Sebalikya, meskipun menguasai bahasa Sanskerta golongan brahmana tidak boleh menyeberangi laut. Hal ini di dasarkan pada kepercayaan Hindu kolot yang memiliki pantangan tersebut

e. Teori Arus balik
Teori ini di kemukakan oleh F.D.K Bosch. Ia mengemukakan peranan bangsa Indonesia sendiri dalam penyebaran dan pengembangan  agama hindu. Penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh kaum terdidik. Akibat interaksinya dengan para pedagang India, di Indonesia terbentuk masyarakat Hindu terdidik yang di kenal dengan sangha. Mereka giat mempelajari bahasa Sanskerta, kitab suci, sastra, dan budaya tulis. Mereka kemudian memperdalam agama dan kebudayaan Hindu di India. Sekembalinya ke Indonesia mereka mengembangkan agama dan kebudayaan tersebut. Hal ini bisa diliat dari peninggalan dan budaya yang memiliki corak keindonesiaan.
Itulah empat teori tentang masuknya agama dan kebudayaan India ke Indonesia. Ke empat teori tesebut menyebut faktor perdagangan sebagai penyebab masuknya Hindu- Budha ke Indonesia. Bisa jadi interaksi antara bangsa Indonesia dan India mustahil terjadi jika tidak ada kontak dagang. Oleh karena itu, tidak aneh jika di berbagai daerah di temukan peninggalan Hindu- Budha

Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha membawa pengaruh besar di berbagai bidang, meliputi sebagai berikut.
  • Agama, rakyat Nusantara memelk agama Hindu-Buddha.
  • Pemerintahan, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.
  • Tulisan dan bahasa, rakyat Indonesia mengenal huruf Pallawa dan Sansekerta yang dituliskan pada prasasti-prasasti.
  • Arsitektur, seni bangunan bercorak Hindu-Buddha berasimilasi dengan seni bangunan Indonesia, misalnya banhunan candi.
  • Kesusastraan, munculnya kitab-kitab sastra bercorak Hindu-Buddha.
4.    Pengaruh Agama Hindu-Buddha di Indonesia

a.  Bidang Kepercayaan
Sebelum budaya India masuk, di Indonesia telah berkembang kepercayaan yang berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat Animisme dan Dinamisme. Animisme merupakan satu kepercayaan terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa sedangkan dinamisme merupakan satu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Dengan masuknya kebudayaan India, penduduk Nusantara secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Buddha, diawalai oleh lapisan elite para datu dan keluarganya.

b.  Bidang Sosial
    Dalam sistem pemerintahan asli Indonesia, masyarakat Indonesia tesusun dalam kelompok-kelompok desa yang dipimpin oleh kepala suku. Sistem itu kemudian terpengaruh oleh ajaran   agama Hindu-Buddha sehingga timbul kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.

c.   Bidang Teknologi
Peninggalan Hindu-Budhadalam bidang seni bangunan (arsitektur) yang berkembang di Indonesia adalah yang berupa candi, yupa, dan prasasti. Candi di Indonesia berbentuk punden bertingkat yang digunakan sebagi makam raja dan bagian atas punden bertingkat dibuatkan patung rajanya. Adapun Candi ddi India berbentul Stupa bulat yang digunakan sebagai tempat sembahyang atau memuja dewa. Candi yang bercorak Hindu antara lain Candi Prambanan dan Candi Dieng. Candi yang bercorak Buddha antara lain Candi Borobudur dan Candi Kalasan.

d.  Bidang Kesenian
Dalam bidang seni rupa, pengaruh Hindu-Buddha berupa hiasan-hiasan pada dinding candi (relief) yang sesuai dengan unsur India. Di bidang seni sastra, pengaruh tradisi Hindu-Buddha berupa penggunaan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta pada  prasasti-prasasti.Ada juga hasil kesusastraan Indonesia yang sumbernya dari India,yaitu cerita ramayanadan mahabarata yang di jadikan lakon wayang.banyak kitab Hindu-Budha yang menjadi aset bangsa saat ini,diantaranya Negarakertagama dan baratayudha.

e.   Bidang Pendidikan
Di bidang pendidikan, pengaruh tradisi Hindu-Buddha dapat kita lihat bahwa sampai akhir abad ke-15, ilmu pengetahuan berkembang pesat, khususnya di bidang sastra, bahasa, dan hukum. Kaum Brahmana adalah kelompok yang berwewenang memberikan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat Hindu-Buddha. Ssalah satu hasil dari perkembangan pendidikan, di kemukakan oleh  I-Tsing, bahwa di Sriwijaya terdapat “Universitas” yang dapat menampung ratusan mahasiswa birawan Buddha untuk belajar agama.


Tidak ada komentar: